Bima sakti sendiri dalam bahasa inggris bernama Milky Way. Jadi pengertian antara milky way dan galaksi adalah sama hanya beda nama doank.
Bima sakti sendiri adalah galaksi spiral yang besar dan memiliki tipe Hubble SBbc . Total massa yang dimiliki oleh galaksi ini adalah sekitar 1012 dari massanya Matahari (Bisa kebayang nggak tuh besarnya kayak apa).
Ada sekitar 200-400 milyar bintang dengan ketebalan 1000 tahun cahaya dan diameter 100.000 tahun cahaya di galaksi bimasakti ini. Stttttttt…! jangan lupa matahari kita adalah salah satu dari bintang bintang itu. Itulah mengapa pengertian galaksi ini begitu penting? Ini karena di bima sakti ada planet bumi tempat tinggal kita sebagai umat manuasia.
Jarak antara Matahari kita dengan pusat galaksi bima sakti sekitar 27.700 tahun cahaya. Dan di pusat galaksi itu diduga ada lubang hitam supermasif (black hole). Dan tahukah anda tata surya kita hanya baru mengitarinya sebanyak 20–25 kali saja. Sekian pengertian dari galaksi ini.
Para tim astronom dari Italia, Amerika, Jerman dan Australia yakin bahwa mereka telah menemukan sebuah planet yang terbuat dari batu berlian sepenuhnya! Para ilmuwan dari University of Manchester berpikir bahwa mereka telah menemukan sebuah bintang masif di galaksi Bima Sakti yang berubah menjadi planet kecil dari batu berlian.
Planet dari batu berlian? Wao.. tak bisa dibayangkan seberapa ‘kaya’nya kita jika memilikinya.
Jadi sebenarnya nih planet ditemukan secara tak sengaja saat para peneliti sedang mengamati bintang aneh yang terdeteksi radar. Bintang aneh yang bernama pulsar itu kemudian dimata-matai menggunakan sebuah teleskop yang berbasis di sebuah observatorium di Cheshire.
Dan penemuan itu lalu menuntun para ilmuwan untuk menemukan planet yang mengorbit di sekitar pulsar bernama PSR J1719-1438. Planet ini sebenarnya terbuat karbon dan oksigen yang saking padatnya mengkristal dan menjadi seperti batu berlian.
Jika planet lain kebanyakan terbuat dari bahan yang lebih ringan seperti helium dan hidrogen, maka planet ini diduga memiliki komposisi dasar yang lebih berat.
Tak hanya terbuat dari batu sejernih berlian, diameter planet ini ternyata juga berukuran lima kali lebih besar dari bumi, sebagaimana dikutip dailymail. Hebatnya, ukuran planet yang lumayan besar ini memiliki massa yang lebih besar dari planet Jupiter namun tak terhisap oleh gravitasi bintangnya, si pulsar yang berputar lebih dari 10.000 kali per menit dengan massa sekitar 1.4 kali lebih besar dari matahari.
Pulsar adalah bintang kecil yang berputar dengan cepat yang ukuran diameternya lebih dari 10 mil, kira-kira seukuran kota kecil yang memancarkan gelombang radio.Planet berlian terjadi dengan proses yang sedikit rumit. Berawal dari dua bintang yang berada dalam satu orbit dan kemudian salah satu bintang tersebut meledak saat usianya sudah tua. Sebagaimana hukum planet, kalau meledak biasanya berubah menjadi bintang raksasa berwarna merah. Nantinya bintang merah tersebut akan berubah menjadi bintang katai putih
Terdapat banyak bintang, nebula, dan gugus bintang yang bisa diamati di langit setiap malamnya. Semua objek tersebut berada di dalam galaksi kita. Di beberapa bagian bintang nampak padat sehingga ketika langit cerah, bersih dari awan, dan kondisi sekitar yang gelap, kita bisa melihat pita berwarna putih yang memanjang dan melintasi beberapa rasi seperti Sagittarius (arah pusat Galaksi), Scorpius, Ophiucus, Aquila, Cassiopeia, Auriga, Crux, dan Centaurus. Sementara di bagian yang lain tampak celah-celah gelap yang menunjukkan adanya materi antar bintang yang tebal. Itulah (bidang) galaksi yang kita tinggali. Bentuknya yang seperti itu kemudian menginspirasi orang untuk menamakannya dengan sebutan Milky Way. Kata galaksi dan milky way itu sendiri diadaptasi dari bahasa Yunani “galaxias” dan Latin “via lactea” dengan kata dasar lactea yang berarti susu. Sedangkan menurut orang Indonesia, galaksi kita diberi nama Bimasakti. Menurut salah satu sumber dari Observatorium Bosscha, sejarah penamaan ini berasal ketika Presiden RI pertama, Soekarno, ditunjukkan citra galaksi oleh salah seorang astronom Indonesia. Ternyata, Soekarno melihat salah satu bagian gelap di foto tersebut menyerupai tokoh Bima Sakti. Namun tidak diketahui bagian gelap mana yang dimaksud.
Galaksi adalah tempat berkumpulnya bintang-bintang di alam semesta. Hampir tidak ditemukan adanya bintang yang berkelana sendiri di ruang antar galaksi. Dan Matahari termasuk di antara 200 milyar bintang di Galaksi Bimasakti (disingkat dengan Galaksi). Dengan asumsi bahwa rata-rata massa bintang di Galaksi adalah sebesar massa Matahari, maka massa Galaksi dapat mencapai 2 x 10^11 massa Matahari (massa Matahari adalah 2 x 10^30 kg).
Seberapa besar Galaksi kita? Di bagian pusat Galaksi, bulge hanya memiliki diameter 6 kpc dan tebal 4 kpc (kpc = kiloparsek, 1 parsek = 3,26 tahun cahaya = 206265 SA = 3,086 x 10^13 km). Jarak dari pusat hingga ke bagian tepi Galaksi (jari-jari) adalah 15 kpc dengan ketebalan rata-rata sebesar 300 pc. Sedangkan Matahari berada pada jarak 8 kpc dari pusat. Di posisi itu, Matahari sedang bergerak mengelilingi pusat Galaksi dengan bentuk orbit yang hampir melingkar. Laju orbitnya adalah sekitar 250 km/detik sehingga matahari memerlukan waktu 220 juta tahun untuk berkeliling satu kali. Jika umur matahari adalah 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita sudah mengorbit pusat Galaksi sebanyak 20 kali.
Gelembus Misterius di Galaksi Bima Sakti
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini menemukan dua gelembung radiasi misterius yang berada di pusat galaksi Bima Sakti.
Adalah teleskop luar angkasa Fermi yang telah menemukan dua gelembung besar yang timbul dari pusat galaksi Bima Sakti tersebut. Teleskop menunjukkan bahwa gelembung berisi radiasi sinar Gamma dan sinar-x tersebut, membesar masing-masing hingga 25 ribu tahun cahaya ke atas dan bawah cakram galaksi.
Diperkirakan, masing-masing gelembung radiasi di tiap sisi galaksi mengandung energi sekitar 100 ribu kali ledakan supernova. "Gelembung-gelembung itu berukuran sangat besar," kata Doug Finkbeiner, pemimpin peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menemukan gelembung itu, kepada New York Times.
Hingga kini bola energi itu masih diselimuti kabut misteri. Para ilmuwan masih belum berhasil mengidentifikasinya. Salah satu kemungkinan, seperti dilansir oleh situs Wired, gelembung itu disebabkan oleh adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi.
Dengan bobot yang diperkirakan lebih dari 4 juta kali massa matahari itu, lubang hitam tersebut dapat menyebabkan ledakan energi yang berbahaya bila materi yang mengelilinginya, jatuh ke dalam lubang hitam.
Adalah teleskop luar angkasa Fermi yang telah menemukan dua gelembung besar yang timbul dari pusat galaksi Bima Sakti tersebut. Teleskop menunjukkan bahwa gelembung berisi radiasi sinar Gamma dan sinar-x tersebut, membesar masing-masing hingga 25 ribu tahun cahaya ke atas dan bawah cakram galaksi.
Diperkirakan, masing-masing gelembung radiasi di tiap sisi galaksi mengandung energi sekitar 100 ribu kali ledakan supernova. "Gelembung-gelembung itu berukuran sangat besar," kata Doug Finkbeiner, pemimpin peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menemukan gelembung itu, kepada New York Times.
Hingga kini bola energi itu masih diselimuti kabut misteri. Para ilmuwan masih belum berhasil mengidentifikasinya. Salah satu kemungkinan, seperti dilansir oleh situs Wired, gelembung itu disebabkan oleh adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi.
Dengan bobot yang diperkirakan lebih dari 4 juta kali massa matahari itu, lubang hitam tersebut dapat menyebabkan ledakan energi yang berbahaya bila materi yang mengelilinginya, jatuh ke dalam lubang hitam.
Kemungkinan lainnya, gelembung itu disebabkan oleh ledakan bintang pada inti galaksi. Ledakan bintang semacam ini disebabkan oleh pelepasan energi oleh ledakan supernova dan angin antariksa, yang biasanya mengikuti sebuah episode dari formasi bintang. Diperkirakan ini terjadi sekitar 10 juta tahun yang lalu.
David Spergel, seorang pakar astrofisika dari Princeton, mengaku heran, karena gelembung yang besarnya nyaris menyamai galaksi Bima Sakti sendiri baru ditemukan belakangan.
"Gelembung ini menunjukkan bahwa aktivitas alam semesta ini penuh dengan kejutan," kata Kepala tim Astrofisika NASA Jon Morse.
Apapun itu, yang pasti gelembung ini ditargetkan akan dapat diselidiki lebih lanjut oleh instrumen baru, termasuk oleh pesawat luar angkasa Planck (yang diluncurkan 2009), dan teleskop sinar-x eROSITA yang bakal diluncurkan pada 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar